menghuni setiap sudutnya dengan panas perasaan itu
aku menikmatimu sungguh, sepertinya kau bagian dari diriku
Guratan ini tak cukup bisa mengartikan jenuhnya aku menantimu
bosannya hatiku tanpa dirimu
aku merindukan cinta itu, cintailah aku sekuatmu membenciku
Untuk itu aku selalu tuliskan namamu di setiap dinding-dinding kalbuku
menandai kekosongan nuraniku dengan harapan kau menemukan ku yang ada di belakangmu
pada saat itu, sebelum kau mencintai hati sesudah ku
Sungguh aku tuliskan pada bait ini, aku telah membuat ukiran wajahmu di antara rindu
sungguh aku memahat nya dengan segenap cintaku padamu
agar selalu dapat kau tersenyum saat ku mencintaimu
Tinggi sungguh harap, ku gantungkan di langit langit hatimu
menanti waktumu itu
waktu kau mencintaiku
Isyarat ini mungkin tak kau mengerti
namun tak perlu bila tak ingin kau pahami
aku menemukan cinta bukan untuk kau ingkari
namun untuk kau selami selama waktu bergulir dengan nurani aku memanggil
Nada kata pada bait-bait sebelum hanya menuju pada satu namamu
nama yang menjadikan terang di antara gelap dinginnya emosi ku
nama yang ingin ku sebut serima nafas udara fajar menuju senja setiap waktu
nama itu adalah namamu
0 komentar:
Posting Komentar