Senin, 27 Desember 2010

terjebak

saat aura rasa mengiba sepi
kegelapanpun selimuti kejatuhan malam diatas makam sang mentari yang mulai membusuk diujung hutan bintang cakrawala, membuat dunia semakin dingin terpuruk memeluk temaram hingga hitamnya sang kematianpun terikutkan bersama tenggelamnya cahaya kehidupan diantara risalah kehancuran dari tuhan kepada semestanya
apakah setelah ini harap masih pimpin para pekerja mimpi didalam jiwa yang penuh sesak terisi seluruh kecewa dan sakit hati, seperti tradisi cinta selalu yang selalu membawa tangis pada akhir masanya kaupun terjebak dalam lingkaran waktu yang mengejar takdir yang akan berakhir dengan hancur dan kematian jagat raya
bersama serpihan tubuhmu yang menyatu debu dan kotoran
kau serupa puing leburan alam dan bersama dinding udara senjayang aliri setiap inci sel tubuhku hidupkan nyawamu kembali pada penantian nasib dan tujuan yang selalu berubah menjadi pencabut nyawa diri sendiri,
inikah bayaran dari harap dan mimpi yang ramalkan sebuah jalan kematian dihadapan mata yang dibutakan oleh akar kehidupan sementara di fana pandangan biru dunia?

0 komentar:

Posting Komentar

Lukisan Hati Pembaca