Kamis, 17 Juni 2010

Pembuka jilid 3

Jilid ini ku rangkai seperti sebelumnya, penuh kata, tanpa nada, dan berbicara sekilas-sekilas saja
bukan karena tak dapat aku melakukan hal berbeda di setiap penomoran koleksi kataku, tapi hanya ingin kau tau aku tanpa perlu mendalamiku terlalu, hanya itu saja alasanku menyulam ratusan kata yang aku tujukan untuk nama dari sebuah gumpalan kebulatan hatiku yang ada didalam ragaku,
Inilah barisan rasa yang aku tuang sediki- sedikit diatas DIMENSI KATA HATI, untuk dinikmati bersama irama dalam keheningan berjuta sepi menyendiri,
Langsung saja, silakan, tak perlu malu, bergabunglah bersama setiap perasamu dalam memandang ini dengan hatimu yang tak pernah sendiri, mari berbicara melaluinya, mari ungkap semuanya
tentang citra sebenarnya dia yang kau rasa selalu di antara raga dan jiwamu,
Itulah yang harus kau lakukan sebelumnya, itulah yang harus kau lalui setelahnya, seusai kau mengenalnya sesuai dengan pemahamanmu terhadapnya,
Dan biarkan dia menunjukan bayangan jalan yang tengah kau gambarkan di dimensimu yang berbeda mata, lalu tinggalkan dia pada peraduan lembut diantara DIMENSI KATA HATI

0 komentar:

Posting Komentar

Lukisan Hati Pembaca